Rabu, 05 Maret 2014

Go Acting ! Cara Atasi Gugup saat Public Speaking

“Di depan panggung sana ada ratusan orang, ribuan orang, bahkan jutaan orang yang mungkin akan menatap aku berbicara. Tatapan mereka seolah menghukumku. Tatapan mereka  seolah menguji  kehebatan ide yang akan aku sampaikan. Jika aku tampak bodoh mereka akan siap-siap mentertawakan. Jika aku salah bicara maka mereka akan saling berbisik dan bergunjing. Jika aku berbicara terlalu berani mungkin mereka akan siap melemparku dengan telur busuk,”
Mungkin pikiran seperti itu biasa menghantui   para public speaker  pemula (seperti saya). Kalau kamu seorang public speaker,   enyahkan pikiran-pikiran seperti itu.  Karena  semua itu hanyalah imajinasi picik yang menari-nari di dalam kepalamu.

Pada suatu hari di laboratorium  public speaking, Mr. Amin (dosen kami di UNPAS) menantang  mahasiswanya  untuk  berbicara didepan audiens.  Audiensnya sedikit, cuma terdiri dari beberapa puluh mahasiswa  yang juga mengikuti kelas tersebut.

Satu per satu mahasiswa  tampil berbicara. Beberapa orang mampu berbicara  dengan lancar, namun kebanyakan orang gugup dan  bingung mau ngomong apa. Beberapa mampu berbicara tapi idenya loncat-loncat dan tidak terstruktur.

Menurut Mr. Amin, ada  beberapa structure speech yang harus disampaikan dalam public speaking,  yakni :
  1. Addressing
  2. Greetings
  3. Opening
  4. Body Content
  5. Clossing
  6. Thanking

Disampaikan Amin,  dalam memulai   speech   tentukan dulu supporting point-nya. Kita bisa menyampaikan testomoni (quote),  analogi (membandingkan sebuah kasus dulu atau kini), statistic ( sesuatu yang ilmiah), Explaination (etimologi,  terminology, penjelasan), Example (contoh studi kasus).

Pada  kesempatan lainnya, Amin  menantang kami untuk berbicara di depan audiens  dengan meniru  bagaimana public speaker  lain berbicara. Artinya  kita tidak perlu menjadi diri sendiri dulu, tapi bagaimana kita menjadi orang lain saat menyampaikan speech. Saya menilai maksud Amin adalah bagaimana kita bisa berakting menjadi  public speaker lain.

Speech  Hillary Clinton pada pidato politiknya pada Democratic  National Convention tanggal  26 Agustus 2008 di Denver, menjadi  role model  yang harus kami ikuti saat itu. Satu per satu dari kami  tampil berbicara seolah-olah kami adalah Hillary Clinton.

Ya, kini giliranku untuk menjadi Hillary Clinton yang berbicara didepan ribuan simpatisan dan pendukung partai democrat. Pikiranku berkata, aku  akan menyampaikan hal-hal baik, mengajak audiens membangun mimpi dan menghadapi masa depan, meyakinkan mereka secara personal bahwa mereka merupakan bagian dari Negara untuk menghadapi tantangan dunia, dan aku  mempengaruhi mereka untuk memilih Barack Obama sebagai Presiden Amerika. Yang saya rasakan selama menjadi Hillary Clinton adalah rasa percaya diri dan bangga dengan perkataan yang saya sampaikan. Kami meniru bagaimana Hillary  menggunaakan speed speaking, intonasi, stressing, pharsing  dan pause  dalam speech-nya.

Dan benar,  Mr.Amin berhasil membuat kami menyampaikan speech di depan audiens  mirip Hillary Clinton. Amin mengatakan, bahwa dalam menyampaikan speech  kita tak perlu  menjadi orang lain akan tetapi kita bisa  menjadikan public speaker  lain sebagai referensi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar